yakni sebagai pusat perbelanjaan bagi produk dalam negeri.
sejumlah jenama internasional mengisi etalase Sarinah yang keluar jalur dari ide awal Sukarno, Pelan tapi pasti, produk-produk luar negeri yang lain berdatangan bersama produk lokal. Tak hanya dua gerai asal Amerika Serikat itu saja,
merek waralaba macam McDonald's dan Hard Rock Cafe mulai merasuk ke Sarinah. sesudah 1990-an ketika jumlah mal membengkak di Jakarta dan kawasan sekitarnya, Namun, Sarinah berfokus menjadi etalase dengan barang-barang kerajinan lokal terutama batik. Pada awal 1970-an,
Ia dilengkapi eskalator plus ruangan berpendingin udara—semuanya serba pertama. Scott Merrillees dalam Jakarta: Portraits of a Capital 1950-1980 (2015) menulis Sarinah memang toserba modern pertama Jakarta.
Namanya diambil dari perempuan sederhana yang pernah mengasuh almarhum Presiden Sukarno,” tulis Eka Budianta dalam Cakrawala Roosseno (2008). Sarinah itu! Tentu, Jakarta mulai berbenah dengan membangun departement store yang pertama. Ketika Singapura belum dibangun dan Kuala Lumpur masih rawa-rawa, “Sarinah termasuk toko serba ada yang paling awal di Asia Tenggara.
Pasaraya Sarinah pun dibuka.
sebelum Sukarno dilengserkan, Setelah 17 Agustus 1966,
Gubernur Jakarta saat itu. "menghendaki gedung toko serba ada itu selesai dibangun dalam waktu lima tahun dan mulai berfungsi paling lambat tanggal 17 Agustus 1966." Proses pembangunannya disokong "secara maksimal" dari dr Soemarno, "Bung Karno," katanya, dibentuk perseroan bernama Sarinah dan dia sendiri menjabat presiden direktur. buat proyek ini, Soeharto, Menurut Dr. Pembangunan Sarinah dimulai pada 17 Agustus 1962.
Ia adalah salah satu dari lima kontraktor besar alias 'Big Five' asal Jepang. yang juga membangun jembatan Sungai Musi di Palembang. dibangun kontraktor Jepang dan pembiayaannya dari pampasan perang Jepang.” Kontraktor itu ialah Obayashi Corporation, “Bangunannya dirancang dengan bantuan arsitek Abel Sorensen dari Denmark, Soeharto, Menurut pengakuan Dr.
Arsitek dan insinyur kita sendiri kelak harus dapat mengerjakannya tanpa bantuan tenaga asing." paling sedikit terdiri dari lima tingkat. "Kepada semua gedung di tepi Jalan Thamrin dan Jalan Jenderal Sudirman harus bertingkat, “Saya sudah mengajukan ketetapan," ujar Sukarno kepada Dr. Soeharto.
“Jangan terlalu menghiraukan kecaman itu [….] Kita harus memandang jauh ke depan.”
Sukarno hanya bilang, Melihat banyaknya pengecam proyek tersebut, toko yang menjulang di Jalan Thamrin sudah dapat melayani penjualan aneka ragam barang kebutuhan. pada pertengahan 1965, “Pembangunan department store ini akan menggunakan uang pampasan perang Jepang dan harus selesai pada akhir 1964 sehingga, Menurut Rosihan,
PKI: Segitiga kekuasaan sebelum prahara politik (2006). Tentara, “Presiden tampaknya mau mengatasi kesulitan rakyat di bidang sandang pangan,” tulis Rosihan Anwar dalam Sukarno,
Soeharto mengutip Sukarno. terutama hasil pertanian dan perindustrian rakyat,” ujar Dr. Sukarno bermaksud menjadikan tempat dengan nama seperti pengasuhnya semasih kecil itu sebagai tempat yang menopang ekonomi.“Sarinah harus merupakan pusat sales promotion barang-barang produksi dalam negeri, Sarinah sudah tidak ada lagi,” ujar Sukarno dalam Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat karangan Cindy Adam. Ketika aku besar, Kami berdua tidur di tempat tidur kecil. aku tidur dengan dia. Di masa mudaku, Ia adalah satu kekuasaan besar dalam hidupku. bukanlah wanita biasa. Akan tetapi Sarinah yang ini, “Sarinah adalah nama yang biasa.
Sukarno mengambil nama Sarinah dari nama pengasuhnya ketika kecil. yang mudah dilihat orang-orang yang berkunjung ke Jakarta adalah Sarinah. Dari tiga proyek itu, dan Wisma Nusantara. gedung toserba Sarinah, digunakan untuk membangun Denpasar Hotel di Pelabuhan Ratu, menurut Roosseno, Uang ini,
Pakar dan Perintis Teknologi Sipil Indonesia (1989), proyek itu termasuk persiapan Jakarta sebagai tuan rumah Asian Games pada 1962. dalam Roosseno, Roosseno Soerjohadikoesoemo, Menurut mantan menteri zaman Sukarno sekaligus ahli beton legendaris Indonesia Ir.
yang oleh lawan-lawan politik maupun pengkritiknya disebut proyek mercusuar. Negeri komunis ini sering membantu proyek-proyek Sukarno, Indonesia-nya Sukarno dapat kucuran bantuan dari negara-negara yang sehaluan garis politik seperti Uni Sovyet. Selain dapat dana pampasan perang, Masa ini ialah salah satu tahun terburuk dalam perekonomian Indonesia. Masa-masa itu adalah masa Indonesia memperoleh uang pampasan perang dari Jepang sesudah perjanjian kedua pihak diteken pada 1958.
dan pasaraya. alat pertanian, pabrik tekstil, bemo, tivi, setidaknya ada pembangunan asembling radio, dari 10 Juli 1959 hingga 6 Maret 1962, dalam autobiografinya Saksi Sejarah: Mengikuti Perjuangan Dwitunggal (1984), mantan pejabat yang dekat dengan Sukarno, Menurut Dr Raden Soeharto,
yang mengakhiri apa yang sering disebut para pengamat sebagai era parlementer atau demokrasi liberal (1950-1959). Banyak proyek besar yang dibangun setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959 tatkala kekuasaan pemerintahan kembali ke tangan Presiden Sukarno,
Source: tirto.id
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.