Semoga ke depan dapat dipasarkan ke masyarakat luas sehingga memudahkan para orangtua dalam mengurus bayinya,” pungkasnya. tentu dengan penyesuaian-penyesuaian sesuai selera pasar. "Harapannya produk inovasi ini dapat diproduksi massal,
Beban kereta bayi mampu mencapai 15 kilogram lebih dan kecepatannya hingga 1 m/s. dan hasilnya kereta bayi dapat bergerak sesuai posisi tangan. Pergerakan dan sistem keamanan kereta bayi sudah diuji,
Penggunaan sensor jarak ini bertujuan agar kereta bayi tidak menabrak penghalang yang ada di sekitarnya," ungkap dia. "Kereta bayi ini dengan sensor jarak yang berfungsi mendeteksi penghalang yang ada di sekitar kereta bayi.
Jika sabuk pengaman dibuka secara paksa maka kereta bayi akan membunyikan alarm sebagai salah satu tindakan pencegahan dari pencurian bayi yang marak terjadi. Tabiat maling kepot juga dilengkapi sabuk pengaman yang hanya dapat dibuka dengan menggunakan modul elektronik di pergelangan tangan.
Kemiringan posisi tangan dibaca oleh sensor gyro yang kemudian diterjemahkan menjadi pergerakan kereta bayi," bebernya. "Sensor tersebut berupa sebuah modul elektronik wearable yang berbentuk semacam gelang dan dipakai pada pergelangan tangan.
yaitu sensor gyro atau kemiringan. dibaca menggunakan sensor yang ada pada smartphone, lanjutnya, Posisi tangan tersebut, belok kanan atau kiri. mundur, cukup menggerakkan tangan ke posisi tertentu maka kereta bayi dapat bergerak maju, Dia menyampaikan,
Jumat (23/6/2017). sehingga kereta bayi tidak perlu didorong secara manual,” kata Naufal Agastia, “Kereta bayi ini dapat dikontrol berdasarkan posisi kemiringan tangan,
M.Kom. Mereka berada di bawah bimbingan dosen Ilham Sayekti S.T. dan Novia Aulia Nor Fitryan (D-3 Perbankan Syariah). Herlambang Dianisa Anggraheni (D-3 Teknik Mesin), Enrico Maulana Wantoro (D-3 Teknik Elektronika), Pramuditya Purba Aji (D-3 Teknik Elektronika), Kereta bayi itu dirancang oleh Naufal Agastia (D-3 Teknik Elektronika) sebagai ketua tim,
Alat terebut diberi nama Kereta Bayi Anti Maling dengan kendali posisi tangan yang disingkat tabiat maling kepot. Berawal dari keprihatinan itulah sekelompok mahasiswa Politeknik Negeri Semarang (Polines) menciptakan alat untuk mencegah pencurian bayi.
Apalagi menjelang lebaran banyak orangtua yang sibuk berbelanja sehingga kurang memperhatikan keselamatan bayinya dari sindikat pencurian anak. SEMARANG - Maraknya aksi pencurian bayi akhir-akhir ini membuat cemas banyak orangtua.
Source: Okezone.com
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.