Andi HartikEditor: Reni Susanti Penulis: Kontributor Malang,
pihaknya bersama Universitas Brawijaya masih mengurus hak paten terkait inovasinya itu. Saat ini, "Latar belakangnya sih akibat tingkat kecelakaan yang diakibatkan faktor manusia yang menempatkan mengantuk sebagai salah satu faktor tertingginya," jelasnya.
alat ini juga bisa digunakan oleh mahasiswa supaya tetap fokus saat menjalani mata kuliah. Selain itu, Inovasi ini dilatari oleh keprihatinannya terhadap angka kecelakaan kendaraan yang kebanyakan disebabkan oleh pengendara yang mengantuk.
Apabila data terindikasi mengantuk maka alas duduk ini akan bergetar," jelasnya. Kemudian data dikirim ke alas duduk dan diproses. "Cara kerjanya nanti detak jantung pengguna akan dibaca oleh sensor pada pergelangan tangan.
sensor akan mengirim data ke alas duduk sehingga vibrator yang ada di dalamnya bergetar. Jika sensor detak jantung menunjukkan pengguna mulai marasa ngantuk atau detak jantungnya kurang dari 80 bpm (beats per minute atau detakan per menit),
Kedua perangkat yang masing-masing menggunakan baterai yang dapat diisi ulang itu lantas dihubungkan melalui wireless berupa bluetooth.
Alat itu ditempatkan di pergelangan tangan untuk mengukur detak jantung pengguna. Yoga mengemasnya mirip seperti jam tangan. Sementara untuk sensor detak jantung,
Jadi nyaman digunakan," terangnya. "Komponen-komponen ini dibungkus dengan busa dacron yang biasa digunakan untuk bantal dan luarnya dilapisi kulit sintetis supaya adem. terdapat komponen elektronik lainnya sebagai pendukung vibrator. Selain itu,
Alat penggetar ini yang nantinya berfungsi untuk 'mencubit' pengendara saat mulai mengantuk. terdapat komponen utama yaitu alat penggetar atau vibrator. pada bagian alas duduk, Yoga menjelaskan,
Kamis (22/6/2017) malam. panggilan Prayoga kepada Kompas.com, Alas duduknya dan sensor detak jantung," kata Yoga, "Alakantuk terdiri dari dua perangkat. Mereka memberi nama Alakantuk atau alas anti kantuk untuk inovasinya itu.
Malang. Universitas Brawijaya, Fakultas Teknik, Ketiganya mahasiswa semester 2 Jurusan Teknik Mesin, dan Asri Anjasari (Malang). Wahyu Tsary Naufal (Pontianak), Mereka adalah Prayoga Bintang Primawan mahasiswa asal Jakarta, Ada tiga mahasiswa yang membuat inovasi tersebut.
Alat itu bisa digunakan saat berkendara supaya pengendara tidak mengantuk selama perjalanan. Malang membuat inovasi dengan menciptakan alat anti kantuk. KOMPAS.com - Sejumlah mahasiswa Universitas Brawijaya, MALANG,
Source: Kompas.com
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.