sangat mungkin negosiasi bernilai jutaan Euro terpengaruh oleh video Instagram iseng Diego Costa. Di dunia sepakbola modern yang semakin rumit ini, smartphone merupakan alat yang kuat di tangan pemain sepak bola yang tidak puas pada nasibnya saat ini. like dan komentar, Saat klub sepakbola mulai mengukur nilai brand mereka berdasarkan jumlah follower, memang ada lho bukti yang mendukung manajemen klub semakin menganggap serius media sosial dan nilainya dalam kegiatan humas. saya mau bilang, Cuma, Argumen ini sekilas terdengar gila.
kelakuan pemain di Twitter dan Instagram gak ada pengaruhnya dong? Tentunya ketika klub-klub membicarakan transaksi bernilai puluhan juta poundsterling, Tapi apa iya media sosial benar-benar mempengaruhi cara klub sepakbola menegosiasikan transfer pemain?
sekarang lebih mudah untuk atlet sepakbola untuk meninggalkan petunjuk dan pernyataan di media sosial daripada harus susah-susah 'nampang' berada di sekitar klub yang ingin dituju. Entah dengan cara membangun antisipasi atau rasa frustrasi penggemar klub calon pembeli atau mengorbankan keuntungan psikologis klub penjual, tidak sulit untuk membayangkan bagaimana seorang pemain dan agennya menggunakan tekanan psikologis terhadap sang calon pembeli. Ketika aktivitas Instagram pemain berubah menjadi headline dan artikel di banyak media, faktanya media sosial memang digunakan sebagai alat komunikasi dan manipulasi media. Biarpun semua analisa ini sesungguhnya sia-sia, Setiap 'like' dan 'follow' dianggap sebagai petunjuk akan kemungkinan transfer. Fenomena ini juga bisa diamati lewat bagaimana aktivitas Instagram dan Twitter atlet sepakbola dianalisa dengan semakin ketat oleh media mainstream.
walau tidak jelas seberapa signifikan pengaruh postingan kakaknya terhadap transaksi tersebut. Bakayoko akhirnya dikontrak Chelsea di akhir pekan yang sama, ini merupakan contoh lain bagaimana kini pemain bisa menggunakan media sosial untuk mempengaruhi jalannya transfer. Entah ini keputusan Bakayoko atau sang agen, Pernyataan ini juga ditekankan oleh kakaknya lewat Snapchat. dia merespon dengan cara mengunggah post Instagram bertema Blues. Chelsea, pemain Monaco lainnya kabarnya ditawar Manchester United lebih tinggi dibanding klub yang dia inginkan, Tiemoue Bakayoko, dia menulis caption "see you soon" di Instagram yang lantas dianggap indikasi kalau dia sudah ngebet pengen pindah klub. Di postingan itu, setelah mengunggah foto dirinya mengenakan celana pendek Union Jack. dikabarkan hampir bergabung dengan Manchester City, Benjamin Mendy, Bek Monaco, Costa bukanlah satu-satunya pemain yang menggunakan media sosial untuk melancarkan kepindahan di musim panas.
kecuali klub asal London bergegas mengurus kepindahannya ke Atletico Madrid. secara tidak langsung Costa mengancam Chelsea bahwa dirinya bakal terus jadi duri dalam daging, Dengan memanfaatkan Instagram, Tingkah Costa di Instagram juga mengandung makna penting lainnya: menegaskan keinginan Costa kepada petinggi The Blues. video ini sekaligus membantu Atletico mendapatkan harga yang bersahabat untuk memboyong pemain asal Brazil itu dari Stamford Bridge. Dengan asumsi bahwa siaran live Costa di Instragram bakal menguatkan posisi tawar peminat jasanya, Lalu Costa baru saja melakukan serangan yang mematikan dari akun instagramnya. Musim transfer sejak dulu selalu menjadi medan perang urat syaraf antara pemain vs klub. Terlepas dari analogi penggunaan tinder di atas—maaf ya bray kalau agak maksa—Diego Costa sepertinya tengah menggunakan media sosial sebagai alat perang urat syaraf terhadap manajemen Chelsea.
Khusus untuk yang itu mari kita bayangkan sebagai medium yang bisa digunakan untuk merayu Chealsea agar mau ikut kencan bersamaa Costa dan Los Rojiblancos. Lalu bagaimana dengan Instagram Live? match Costa yang paling menarik di Tinder. bisa kita bayangkan Costa adalah pengguna tinder yang menswap Atletico Madrid, Jika semua ini diandaikan seperti pemakaian Tinder, Costa sangat halus merayu Los Rojiblancos agar segera turun tangan mengurus kepindahannya. Sampai berita ini diturunkan belum jelas apakah tindakan Costa diprakarsai oleh agennya atau justru dirinya memutuskan dengan penuh kesadaran mengenakan seragam Atletico.
Costa menyiarkan video via fitur Instagram Live yang berisi dirinya tengah menari di jalanan kampung halamannya sambil mengenakan t-shirt Atletico. Minggu ini, Dia membantu klub tersebut memenangkan La Liga. Costa menyumbang 64 gol dalam 153 penampilan. Semasa membela bendara Atletico di musim kompetisi La Liga 2013/2014, Pilihan Costa bukannya tanpa dasar. Costa sejak jauh-jauh hari secara terbuka mengaku ingin kembali ke pangkuan Atletico Madrid.
Costa juga dengan sangat cerdas memanfaatkan kekuatan sosial media untuk mencapai keinginan tersebut. selain memanipulasi media mainsteam, Hebatnya, tindakan Costa ditafsirkan pengamat sepakbola sebagai kejeniusan sang pemain memanfaatkan media sosial dan pers guna melancarkan kepindahan ke klub yang jadi incarannya. Di sisi lain, pesepakbola yang doyan menggigit lawan dan mengeluarkan penyataan rasis. Sepintas kata-kata Costa cuma kelakuan bengal seorang pemain sepakbola yang kerap bikin gara-gara dan keriuhan—dalam hal ini Costa cuma kalah dari Luis Suarez, Sebuah pernyataan yang bikin daya tawar Chelsea runtuh dan memungkinkan Costa melenggang dengan santai keluar dari Chelsea. Costa tanpa tedeng aling-aling mengklaim Chelsea tak lagi menginginkan jasanya. di awal musim transfer tahun ini, Setelah hampir satu musim berkoar-koar tentang keinginannya untuk keluar dari Chelsea, Diego Costa selalu blak-blakan. Kalau sudah perkara transfer,
Artikel ini pertama kali tayang di VICE Sports.
Seberapa efektif taktik begini mempengaruhi keputusan klub melepas pemain? Diego Costa menampilkan strategi semacam itu setelah mengunggah fotonya memakai seragam Atletico Madrid di akun Instagram.
Source: VICE
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.