Ada baiknya mulai saat ini ada bijak untuk melakukan foto selfie dan bijak untuk mempostingnya di akun-akun media sosial milik Anda.
Kecanduan foto selfie adalah salah satu kesehatan mental yang memiliki tingkat bunuh diri yang sangat tinggi. Ini bukan masalah kesombongan. bisa menjadi masalah serius dan menimbulkan risiko kesehatan yang fatal. Tren yang kini sedang berkembang itu, Psikolog Dr David Veal dari London melaporkan bahwa foto selfie memang bisa menjadi kecanduan terutama pada orang-orang yang sudah memiliki penyakit psikologis tertentu.
Kecanduan 4.
dan tidak bisa menerima kritikan. gagal untuk mengenali emosi dan perasaan orang lain, terus-menerus mengharapkan pujian dan kekaguman dari orang lain, percaya bahwa dirinya lebih baik dari yang lain, Gejala kepribadian narsistik meliputi sikap-sikap seperti,
Kepribadian narsis 3.
akan menjadi penyakit yang lebih kronis dan berbahaya secara psikologis. Tentu saja jika kebiasaan posting selfie ini diteruskan, Rapuhnya kepercayaan diri seseorang bisa dilihat dari keinginannya untuk selalu diperhatikan oleh orang lain melalui foto selfie yang diposting ke sosial media.
Krisis kepercayaan diri 2.
meskipun cacat tersebut hanya minor atau hanya bayangannya saja. Gangguan dismorfik tubuh adalah jenis penyakit mental kronis di mana penderita tidak bisa berhenti memikirkan penampilannya dari cacat sedikit pun,
Gangguan penyakit mental 1.
Setidaknya ada 4 bahaya psikologi dari hobi foto selfie yang perlu Anda waspadai. jika Anda melakukan hal ini secara berlebihan. Selfie bisa membahayakan, tidak ada yang salah dengan melakukan foto selfie sepanjang Anda bukanlah seseorang yang mengalami fotosensitivitas. Sebenarnya,
Bahaya psikologi hobi foto selfie secara berlebihan
benarkah selfie menjadi pemicu masalah fotosensitivitas seseorang. sehingga masih diperlukan penelitian lebih besar untuk dapat menentukan, Temuan ini memang baru disimpulkan dari satu kasus, Gejala kian berkurang seiring dengan perkembangan anak menuju usia dewasa. Hal ini paling sering ditemukan pada anak-anak dan remaja. cahaya alami dan bahkan pola visual. Orang dengan kondisi ini bisa mengalami kejang yang dipicu oleh cahaya berkedip,
atau EEG. Para ahli medis melakukan eksperimen pada remaja tadi untuk mencari tahu pasti penyebab kejang otak atau epilepsi yang ia alami melalui pemeriksaan electroencephalogram, Laporan tersebut disatukan oleh dokter anak-anak di Universitas Dalhousie di Kanada dan dipublikasikan di jurnal medis Seizure. hal ini disebut dengan fenomena selfie epilepsi. Studi kasus baru-baru ini menemukan bahwa mereka yang memiliki epilepsi fotosensitif dapat mengalami kejang yang disebabkan oleh kilasan cahaya terang,
Dan pemicu kejangnya otak adalah akibat hobi selfie dengan flash tersebut. Seorang dokter di Kanada kemudian menyimpulkan bahwa remaja tersebut memiliki respons fotosensitif. seorang remaja perempuan di Kanada mengalami kejang pada aktivitas otaknya setelah memotret dirinya menggunakan lampu kilat atau flash kamera depan. Baru-baru ini,
penggunaan lampu flash pada kamera bisa menyebabkan epilepsi. Tapi ternyata, biasanya gambar akan menjadi lebih cerah. Dengan menggunakan lampu flash, Lampu flash pada kamera terkadang sering digunakan jika pencahayaan minim.
Bagaimana flash foto bisa menyebabkan kejang-kejang?
terutama jika Anda mengidap epilepsi. memiliki ancaman tersendiri bagi kesehatan, para ahli memperingatkan bahwa terlalu banyak berfoto dengan lampu flash yang menyala, Namun, galeri foto dalam ponsel seseorang biasanya didominasi oleh foto selfie. Tak jarang, memudahkan seseorang untuk mengambil foto diri sendiri dengan hasil yang bagus. Kamera canggih yang melekat dalam ponsel pintar, Siapa yang tak suka berfoto selfie?
Source: HelloSehat.com
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.