Lha tinggal di gubuk sendirian aku ya tidak pernah sakit kok," ucapnya. "Lebih nyaman tinggal di gubuk sendirian daripada merepotkan anak cucu.
Radio tua menjadi teman sehari-harinya. dibandingkan harus merepotkan anak dan cucunya. dia lebih memilih hidup di gubuk kayu berdinding bambu dengan ukuran 3x3 meter sendirian, Urusan tempat tinggal, Mbah Suparni merupakan sosok yang mandiri dan tak menggantungkan diri pada anak maupun cucu.
Tidak dinginkan sudah diselimuti oleh Tuhan," pungkas Mbah Suparni. "Enak tidur di luar rumah.
tidur di luar rumah lebih nyaman dibandingkan di dalam rumah. Baginya, Mbah Suparni selalu tidur di luar rumah setiap harinya. Mbah Suparni biasa tidur di tempat tidur atau amben yang berada di sebelah rumahnya. Padahal setiap harinya, kondisi fisik Mbah Suparni masih nampak bugar. Berkat menjaga makanan dan pikiran,
Minumannya kentel perutnya tidak lapar," urai Mbah Suparni. Itu aja sama dikasih gula jawa. "Minum teh kental.
teh kental ini menjadi resep bebas sakit selama 117 tahun hidup. Bagi Mbah Suparni, Teh kental ini setiap hari selalu dikonsumsinya. Mbah Suparni mengaku suka mengonsumsi teh kental racikannya sendiri. Sedangkan untuk minuman,
Lima hari tidak makan juga tidak masalah," ucap Mbah Suparni. Tidak pilih pilih kalau makan. daun telo bisa. "Apa saja mau,
Mbah Suparni lebih memilih mengonsumsi sayur mayur masakannya sendiri dengan berbahan hasil kebun. Setiap harinya, Mbah Suparni juga menasehati bahwa makanan dan minuman juga berperan bagi kesehatan. Selain cara pikir dan selalu bersyukur,
Hidup di dunia tidak perlu aneh-aneh," terang Mbah Suparni. "Jadi orang yang benar.
harus dijaga. kata Mbah Suparni, Setiap pemberian Tuhan, Hidup juga tak perlu aneh-aneh mencari harta yang berlebihan. hidup tak perlu merasa wah dan berlebihan. Bagi Mbah Suparni,
Walaupun kere tapi pikirannya asal merasa punya," bebernya. Pikirannya jadi per. "resepnya pikiran.
kesehatan dan kondisi fisik yang masih baik di usianya saat ini tak lepas dari menjaga pikiran untuk selalu berpikir positif selama hidup baik saat ada masalah maupun tidak. Bagi Mbah Suparni, riwayat Mbah Suparni masuk rumah sakit masih bisa dihitung dengan jari. Selama hidupnya, Mbah Suparni jarang mengeluh sakit.
Bahkan Mbah Suparni juga fasih menyanyikan beberapa lagu yang dipelajarinya saat zaman Belanda dan Jepang. Mbah Suparni pun masih fasih menggunakan bahasa tersebut. Jepang dan Indonesia. Jepang dan di era kemerdekaan membuat Mbah Suparni memiliki kemampuan berkomunikasi dengan tiga bahasa yaitu Belanda, Pernah hidup di zaman penjajahan Belanda,
Tapi saya masih ingat saat zaman Belanda," terang Mbah Suparni. Dulu surat saya dibawa adik. "Saya tidak punya surat-surat (KTP KK).
Lampung tahun 1965. usai sang suami memilih merantau ke Metro, Sayangnya pernikahannya dengan Karto Pawiro kandas,
Kini dia memiliki empat cucu dan enam cicit. Mbah Suparni dikaruniai dua anak. Dari pernikahannya dengan Karto Pawiro,
Jawa Tengah. Purworejo, Mbah Suparni sendiri mengatakan bahwa dirinya lahir di Kaligesing, Mbah Suparni pindah ke Kulonprogo setelah menikah dengan Karto Pawiro. Saat Indonesia merdeka di tahun 1945,
Kamis (6/7). Yang utama itu jualan jamu dan selendang keliling desa setiap siang," ujar Suparni dalam bahasa Jawa saat ditemui merdeka.com, "Membuat tali tampar cuma buat sambilan saja.
Mbah Suparni biasanya menjualnya berkeliling desa sedangkan untuk membuat tali tampar akan dijual kepada pengepul. Untuk jamu dan kain selendang, kain selendang bahkan membuat tali tampar atau tambang. Mbah Suparni setiap harinya masih beraktivitas menjual jamu,
Bahkan Mbah Suparni masih bisa berjualan. Penglihatan dan pendengarannya baik. juga dibarengi dengan kemampuan fisik yang masih yahud. Karunia umur panjang yang dimiliki Mbah Suparni, usianya menginjak 117 tahun. Tahun ini, Namanya Mbah Suparni. hidup seorang nenek berumur lebih dari seabad. DIY, Kulonprogo, Kecamatan Nanggulan, Kelurahan Tanjungharjo, Di Padukuhan Sandang,
Source: Merdeka.com
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.